twitter

Pernah mencoba membetulkan keran sendiri? Pasang bohlam?
Ganti ban motor atau mobil yang bocor di jalan? 
Me-lem sesuatu yang sudah terlanjur patah?
Membuka botol kaca yang sangat susah di buka?

Memasak sambil menggendong anak bahkan di sambi lagi dengan menaruh pakaian kotor ke mesin cuci?
Nyetrika sambil bicara dengan mertua di telepon dan kaki menggoyang-goyangkan bouncer agar bayi tidak bangun dan nangis tanpa henti?

Hidup ini penuh masalah, cobaan, kesulitan, tantangan dan pekerjaan susah yang kadang mau gk mau hrs kita kerjakan. Di Indonesia enak, tukang ledeng terjangkau, pembantu ada, supir banyak yang punya.
Yang pernah (atau masih) tinggal di negara maju tau betul bahwa pelayan dan pelayanan itu diluar jangkauan dompet kita pada umumnya. Lha yang bekerja aja belum tentu bisa membayar mereka, apalagi yang keluar negeri nya untuk ngejar S3.

Kita gk tau anak kita terlempar di bagian bumi Allah yang mana nanti, izinkan dia belajar menyelesaikan masalahnya sndiri. Jangan memainkan semua peran, ya jd ibu, ya jd koki, ya jd tkg cuci. ya jd ayah, ya jadi tukang ledeng, ya jadi pengemudi. Aanda bukan anggota tim SAR, anak anda tidak dalam keadaan bahaya,
berhentilah memberikan bantuan bahkan ketika sinyal S.O.S nya tdk ada
 
Jangan mencoba untuk membantu dan memperbaiki semuanya. Anak ngeluh sdikit krn itu puzzle gk bisa nyambung mjd satu, ‘sini..ayah bantu’. botol minum ditutup rapatnya sdikit susah, ‘sini.. mama saja’. Sepatu bertali lama di ikat, sekolah sdh hampir telat ..‘biar ayah aja deh yang kerjain’, kecipratan minyak sedikit ‘udah sini, kentangnya mama aja yang gorengin’. 

Kapan anaknya bisa? Jgn kan di luar negri, di Indonesia sj pembantu sdh smakin langka. Kalau bala bantuan muncul tanpa adanya bencana, apa yang tjd ketika bencana benar2 tiba? Berikan anak-anak kesempatan untuk menemukan solusi mereka sendiri. Kemampuan menangani stress, menyelesaikan masalah, dan mencari solusi itu ketrampilan yang wajib di miliki.
 
Yang namanya ketrampilan, untuk bisa terampil, ya hrs di latih. Kalau tanpa latihan, trs di harapkan simsalabim mereka jd bisa sendiri??Kemampuan menyelesaikan masalah dan bertahan dalam kesulitan tanpa menyerah bisa berdampak sampai puluhan tahun ke dpn.

Bkn saja bisa membuat seseorang lulus skolah tinggi, tapi juga lulus melewati ujian badai2 pernikahan
Tampaknya sepele sekarang..scr apa salahnya sih kita bantu? Tapi jika anda segera bergegas menyelamatkannya dari segala kesulitannya, dia akan menjadi ringkih .. dan mudah layu.

Susah sedikit..bantuan diminta. Berantem sedikit ya sdh lah, cerai saja. Sakit sedikit ngeluhnya warbyasa,
masalah sdikit..bisa jd gila. Kalau anda menghabiskan banyak waktu, perhatian dan uang untuk IQnya,
habiskan hal yang sama untuk AQ nya juga. 

AQ ? Apa itu? Adversity Quotient.
Adversity quotient menurut Paul G. Stoltz dalam bukunya yg berjudul sama, adalah kecerdasan menghadapi kesulitan atau hambatan dan kemampuan bertahan dalam berbagai kesulitan hidup dan tantangan yang dialami. 
 
Bukannya kecerdasan ini yg jd lebih penting daripada IQ, untuk menghadapi masalah sehari-hari?
Bukankah itu yang di miliki Nabi Nuh hingga tidak menyerah dalam dakwah beratus tahun lamanya?
Atau nabi Yusuf yang mengalami banyak cobaan dalam hidupnya?
Dan nabi Ayyub yang terkenal karena kesabarannya menghadapi masalah?
Dan nabi Muhammad ketika ujian2 menimpa?
Perasaan mampu melewati ujian juga luar biasa nikmatnya. Merasa bisa menyelesaikan masalah, mulai dari yang sederhana sampai yang susah, membuat diri semakin percaya
Bahwa minta tolong hanya dilakukan ketika kita benar2 tdk lagi bisa
Setelah di coba berkali-kali, berulang-ulang, tdk menyerah dalam waktu yang lama.
So izinkan anak anda melewati kesusahan.
Gak papa sedikit luka, sedikit nangis, sedikit kecewa, sedikit telat dan sedikit kehujanan
Akui kesulitan yang sedang dia hadapi,
Tahan lidah, tangan dan hati dari memberikan bantuan, ajari menangani frustrasi,
Kalau anda selalu jadi ibu peri, apa yang terjadi jika anda tdk bernafas lagi esok hari?
Bisa-bisa anak anda ikut mati.
Sulit memang untuk tidak mengintervensi,
ketika melihat anak sndiri susah, sakit dan sedih
Apalagi dg menjadi orangtua, insting pertama adalah melindungi, jadi melatih AQ ini adalah ujian kita sndiri
Tapi hidup penuh dengan ketidakenakan.
Dan mereka harus bisa bertahan.
Melewati hujan, badai, dan kesulitan,
yang kadang tidak selalu bisa kita hindarkan.


"Permata hanyalah arang... yang bisa melewati tekanan dengan sangat baik"

Resume seminar Ibu Elly Risman,S.Psi

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjchbPSDscN-EcCL64hcMNtblas2tfVollUA91-FayC_Ojoh-Z2gDIECqUIjCC4FFTeXDF7H9kYM36LR1bxvri5KMBhFQae72o7XCL5gi4i3rrHUvpIZuBzUB4CVoNeljK5jGxAgSCLIsY/s320/can.png
sumber : https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjchbPSDscN-EcCL64hcMNtblas2tfVollUA91-FayC_Ojoh-Z2gDIECqUIjCC4FFTeXDF7H9kYM36LR1bxvri5KMBhFQae72o7XCL5gi4i3rrHUvpIZuBzUB4CVoNeljK5jGxAgSCLIsY/s320/can.png
 

Karawang, 3 Maret 2016
 
✏ Salah satu kunci penting pengasuhan anak adalah Bagaimana Pola Komunikasi kita pada anak kita
 
✏ Berikut kekeliruan komunikasi orang tua kepada anak :

  1. Bicara tergesa-gesa
  2. Orang tua Tidak mengenal diri sendiri, sehingga tidak mampu menahan diri ketika bicara pada anak dikondisi-kondisi yang kurang baik
  3. Orang tua lupa apabila setiap Anak itu unik
  4. Kebutuhan dan kemauan masing-masing anak yang berbeda
  5. Tidak membaca bahasa tubuh anak
  6. Tidak mendengar perasaan anak
  7. Kurang mendengar aktif
✏ Bicara dengan menggunakan '12 gaya populer' yang melemahkan mental anak :
  1. Memerintah
  2. Menyalahkan
  3. Meremehkan
  4. Membandingkan
  5. Mencap / label
  6. Mengancam
  7. Menasehati tidak pda tempatnya 
  8. Membohong
  9. Menghibur
  10. Mengeritik
  11. Menyindir
  12. Menganalisa di situasi yang tak tepat
✏ Kekeliruan pola pengasuhan dan komunikasi membuat anak menjadi sosok yang BLAST : 
  • Boring (bosan)
  • Lonely (kesepian)
  • Angry (marah/dendam)
  • Stress (stres)
  • Tired (lelah)

Sehingga membuat pundi-pundi hatinya kosong..
Dan akhirnya lari pada kegiatan-kegiatan yang salah : terjebak di pergaulan yang salah, merokok, miras, narkoba, kecanduan pornografi, pacaran yang mudah melewati batas dan perilaku menyimpang lainnya.

✏ Produsen pornografi jeli melihat peluang ini, apalagi di zaman digital seperti ini dengan kemudahan akses, dimana saja, kapan saja dan oleh siapa saja.
 
✏Siapa yg menjadi sasaran utama produsen pornografi?

Ada 3 Sasaran utamanya yaitu :
  • Anak laki-laki, kenapa?
Karena :
a. Otak laki-laki lebih dominan kiri, sehingga gampang fokus dengan sesuatu hal
b. Cairan otak/hormon seks lebih banyak pada otak laki-laki
c. Kemaluan laki-laki diluar jadi gampang distimulasi

Dan ketika semakin dini anak-anak laki-laki kecanduan pornografi maka dia akan jadi pelanggan produk porno seumur hidupnya sekaligus dengan anak-anak perempuan.
Betapa banyak anak-anak perempuan yang rusak karena bergaul dengan anak-anak lelaki yang rusak.

  • Anak yang Belum baligh.
Anak yang belum baligh bagian otaknya belum terbentuk sempurna terutama yang berhubungan dengan karakter, menilai baik buruk, mengambil keputusan.
Bila anak yang belum baligh terpapar pornografi, maka akan lebih cepat kecanduan. Dan bila sudah kecanduan akan sangat sulit mengendalikan hasrat seksualnya.
Bu Elly memberi contoh-contoh kasus anak-anak yg kecanduan seks akibat pornografi, seperti 8 orang anak laki-laki yang melakukan hub seks sejenis di bawah tenda hajatan tetangganya, anak SD yang kecanduan masturbasi setiap hari, anak SD yang melakukan hubungan seksual suka sama suka, anak laki-laki usia 8 tahun yang menyodomi adik sepupunya yang berusia 5 tahun, dll
Hal itu nyata terjadi disekitar kita! Dan dilakukan oleh anak-anak yang belum baligh.
  • Anak anak yang 3S , yaitu :
-> Smart (anak itu lebih pintar dari pada kita)
-> Sensitive (anak gampang sensitif jika kita menerapkan 'kekeliruan dlm berkomunikasi' tadi)
-> Spiritual khusus ibadah saja (anak hanya tau bahwa agama hanya sekedar ibadah ritual : shalat, puasa, dll tanpa tau esensinya. Ortunya tidak hadir untuk memberikan pemahaman agama yg baik pda anaknya )
 
✏ Apa yg diinginkan produsen pornografi terhadap anak-anak kita?

Yg mereka inginkan adalah :
  • Anak dan remaja kita memiliki perpustakaan pornografi (mental model porno yg bisa diakses kapan saja dan dimana saja)
  • Kerusakan otak permanen, yang membuat anak-anak kita ga bisa lagi bedain baik buruk, pantas tidak pantas
  • Akhirnya bakal Pelanggan pornografi seumur hidup 

✏Darimana saja, anak kita dapat terpapar pornografi ?
  • Film
Banyak film-film yang mengandung pornografi yang ditonton anak-anak kita misal Glee ( ada selipan kampanye seks sejenis), lalu saya teringat Harry Potter 7, Twiligth, Alvin & chipmunks, kartun naruto, one piece, kartun disney, dll
  • Video Klip
Banyak video clip jorok-jorok yang beredar yang diketahui anak-anak kita, bisa dengan mudah diakses di medsos, youtube, dll.
Hati-hati sekali dengan idola penyanyi anak-anak kita yang sangat mereka contoh gaya hidup dan style nya.
Dan bu elly memberi contoh kasus-kasus anak TK, SD dan SMP yang meniru adegan dalam video clip seperti itu misal anak Tk yg main pukul-pukul bokong, Anak smp yang ngeseks di motor sama pacarnya, dll (gak sanggup nulis yang lain)
  • Media Sosial (Line, IG, Facebook, Twitter, Tumblr, dll)
Mereka bisa Sharing Link situs/video porno, pembicaraan/chatt menjurus porno, sexting, kirim mengirim foto selfie seksi/telanjang, emoticon LGBT dll
  • Gadget / HP / Smartphone
Anak-anak sudah punya Smartphone canggih disaat mereka belum bisa bertanggung jawab menggunakannya.
Orang tua yg menfasilitasi bahkan tidak tau cara membuka aplikasi/ fiturnya.
Hp anak di pasword dan kita tenang saja dengan itu padahal kita tidak tahu anak kita lagi buka apa, chatt dengan siapa dsb.
  • Komik
Banyak komik yang buku maupun online mengandung pornografi dan mudah diakses anak di Hpnya dengan harga murah.(Saya teringat Naruto, one piece, yugi oh, bahkan conan yg juga ada unsur pornografinya)
  • Games
Banyak juga games yang nyata-nyata mngandung kekerasan dan pornografi seperti Sims 4, GTA 5, Clash of Kings, bahkan ada juga games untuk balita yang juga mengandung pornografi
  • Novel/cerpen
Banyak juga novel-novel cinta yang dibaca anak-anal kita tanpa kita sadari, baik yang buku ataupun digital mengandung unsur pornografi. Meskipun tidak ada gambarnya, namun kata-kata itu bisa mmbuat anak jadi penasaran dan ingin mncari tau. Anak-anak perempuan lebih banyak terpapar pornografi lewat media ini.

✏Ciri2 kecanduan pornografi : 
  1. Mengurung diri dan menghabiskan waktu dengan games dan internet dlm kamar
  2. Bila ditegur dan batasi bermain Gadget : dia marah, melawan, berkata kasar dan keji
  3. Mulai impulsif, berbohong, jorok dan mencuri
  4. Sulit berkonsentrasi 
  5. Prestasi akademik menurun
  6. Jika berbicara menghindar kontak mata
  7. Malu tidak pada tempatnya
  8. Menyalahkan orang lain
  9. Main dengan kelompok tertentu saja
  10. Hilang empati, apa yg diinginkan harus dituruti saat itu juga.
✏ Pola Pornografi merusak otak :

Tidak sengaja melihat -> jijik tapi penasaran -> ingin melihat lagi / mencari tau -> pelepasan dopamin dlm otak, menyukai, hilang rasa jijik -> ingin melihat lagi -> kecanduan -> tingkat pornografi meningkat -> melakukan aksi pornografi (seks bebas, LGBTQA, penyimpangan seksual lainnya)

Mereka bahkan tidak dapat lagi menahan keingianan seksual dan kemaluannya.
Karna itu tidak malu lagi bila melakukannya disekolah, dijalan, dll

✏ Langkah2 menjadi terapis untuk anak sendiri yg terpapar pornografi :
1. Tenang, jangan panik
2. Bermusyawarah dengan pasangan
3. Sadari bahwa Anak adalah amanah Allah dan kita akan dimintai pertanggungjawabannya bukan orang lain
4. Pupuk kedekatan dengan Allah, perdalam ibadah kualitas dan kuantitas
5. Terima anak kita, jangan marah, maafkan dia dan bermusyawarahlah dengannya
6. Perbaiiki komunikasi
7. Maksimalnya peran kita sebagai ayah dan ibu beneran untuk anak kita

✏ Cara berkomunikasi yg baik pada anak : 
  • Bersikap tenang
  • Turunkan tensi suara
  • Baca bahasa tubuhnya
  • Tebak perasaannya, dan setujui perasaannya
  • Dengar tumpahan emosinya, biarkan mengalir
✏ Inti pencegahan dan penanggulangan adiksi pornografi pada :
  • Pola komunikasi anak dan ortu
  • Peran Ayah dan Ibu yg maksimal, jangan sampai anak kita yatim piatu padahal ayah ibunya masih hidup
  • Bu Elly menekankan peran ayah dalam pengasuhan.
Hasil penelitian : tidak ada figur ayah menyebabkan anak laki-laki menjadi terjebak pada narkoba, agresif, seks bebas dan kenakalan remaja.

Sedangkan pada anak perempuan menjadi mudah depresi.

Atas ijin seorang teman, tanpa me-mention yang bersangkutan, saya membagikan kisah ini. Teman saya berharap, ini menjadi pelajaran untuk semua orang tua. Kisah saya tulis dengan gaya "aku".

http://www.parentingnation.in/Resources/articleimages/actual/883.jpg
sumber : http://www.parentingnation.in/Resources/articleimages/actual/883.jpg
Umur 2,5 tahun, Dino (nama samaran) anakku, mulai aku sekolahkan di sebuah sekolah unggulan. Rutinitasnya setiap pagi tidak lagi bergelayut manja di lenganku, tapi ribet dengan urusan persiapan sekolah. Tak jarang, Dino berangkat mandi masih terhuyung dalam kantuknya. Sering saat berangkat ke sekolahnya di mobil dia kembali tertidur. Namun aku mengabaikan perilaku ini, karena aku yakin suatu saat akan berubah seiring bertambahnya umur. Dan lagi, saat bermain dengan teman - temannya Dino terlihat gembira.
Dino termasuk anak pintar, di umur 3.5 tahun sudah mampu berhitung angka sampai bilangan 100, menghafal kata - kata dalam bahasa inggris, bernyanyi dalam bahasa inggris yang memang menjadi bahasa utama di sekolahnya. Siapa orang tua yang tidak bangga? Saat berkumpul dengan teman atau keluarga besar, Dino selalu mengundang decak kagum. Pun, postinganku di media sosial, penuh dengan pujian.

Tepat di usia 6 tahun 2 bulan, Dino masuk sekolah dasar. Selain kegiatan sekolah, hari - hari Dino diisi dengan bermacam les semua mata pelajaran, berenang, dan bermain musik.
Dino patuh sekali mengikuti jadwal yang aku buat. Pada penerimaan rapor semester pertama-nya, semakin aku dibuat kagum dengan hasilnya yang sangat baik. Apalagi saat guru-nya mengatakan bahwa Dino adalah siswa unggulan di kelasnya.

Petaka dimulai saat liburan. Dino tidak mau bangun dari tidurnya. Matanya sayu dan tidak bercahaya. Badannya lemas, tapi tidak panas, Dino pun tidak mampu menjelaskan apa yang terjadi di tubuhnya. Singkat cerita keadaan ini berlangsung hampir 2 minggu, semua dokter ahli bahkan profesor punya berbagai diagnosa namun selalu meleset saat dihadapkan pada hasil test darah dan test lainnya.

Di tengah kebingungan kami, seorang teman menyarankan membawa Dino ke seorang psikolog. Saran yang pada awalnya membuatku emosi karena seolah - olah menganggap Dino sebagai anak yang sakit mental. Untunglah suami saat itu kekeuh memaksa mencoba cara ini.

Di ruang "curhat" psikolog, Dino hanya bicara berdua saja. Kami menunggu di ruang lain. Hampir 2 jam kami menunggu sampai akhirnya giliran kami tiba. Dino yang diijinkan menunggu di ruangan yang sama, namun dengan jarak yang membuatnya tidak bisa mendengar pembicaraan kami, dibuat sibuk oleh si psikolog dengan buku warna.

Bagai guntur di siang bolong saat kami mendengar penjelasan psikolog itu. Dino mengalami kelelahan mental, namun dia tidak mampu mengungkapkan. Jadwal aktifitasnya yang bertubi - tubi sejak pertama kali dia sekolah (yang berarti 3.5 tahun lalu) adalah penyebabnya. Dino tidak menikmati aktifitasnya, tapi dia berusaha menurut untuk menyenangkan kami (sungguh ini menusuk hati kami).
Ini adalah sebagian nasehat dari psikolog itu:

  • sistem pendidikan di Indonesia, kebanyakan masih mengutamakan kecerdasan intelektual. Tidak heran di usia yang masih sangat dini, anak sudah diajari membaca, menulis dan berhitung. Sebisa mungkin carilah pra sekolah yang "hanya bersenang - senang", tanpa membebani otak anak dengan hal - hal yang belum waktunya diterima oleh otak anak. Atau kalaupun itu tidak bisa dihindari, diluar jam sekolah jangan lagi menambahi beban mental anak dengan memaksa belajar hal - hal yang belum perlu benar.
  • Arahkan anak pada hal - hal yang positif namun harus tetap mengedepankan apa keinginan anak.
  • Tidak membebani anak dengan tugas "kamu harus menjadi nomor satu" untuk hal apapun. Tunjukkan dan buktikan, bahwa tanpa anak menjadi nomor satu, anak tetaplah istimewa untuk orang - orang di sekitarnya.
  • Tidak meng-ekspos kepandaian anak di muka umum dan di media sosial, karena itu menjadi beban besar untuk anak.
Kami pulang dan sama - sama terdiam. Air mataku meluncur tidak tertahankan. Bagaimana bisa aku merusak mental anakku selama ini, bahkan malah menganggap itu sebagai proses kebaikan untuknya.

Sampai di rumah, Dino langsung masuk ke kamarnya, sementara kami berembuk, memutuskan apa yang harus kami lakukan. Pertama yang kami lakukan malam itu adalah meminta maaf pada Dino. Selama ini kami benar - benar mengabaikan hak-nya. Selanjutnya kami memutuskan mengurangi dengan sangat drastis jam - jam les Dino. Hanya mempertahankan apa yang Dino mau yaitu les musik saja.

Tidak lama setelahnya, kami mulai mendapatkan Dino yang sesungguhnya, Dino yang ceria, Dino yang bersemangat. Tanpa mengikuti les pelajaran yang bejibun, nilai - nilai Dino tetap membanggakan (padahal kami sudah bersepakat tidak akan mempermasalahkan nilai sekolahnya apapun hasilnya).

Kunjungan ke psikolog masih beberapa kali kami lakukan, banyak ilmu pengasuhan anak yang kami dapatkan (dan nanti saya sampaikan di tulisan selanjutnya - red).
Semoga kisah ini menjadi pencerahan untuk kita.